FILSAFAT Mulla Sadra (979 H - 1050 H)


Sekilas tentang Mullasadra 
Ayah Mulla Sadra –Khajah Ibrahim Qiwami– seorang negarawan yang cerdas dan mukmin serta memiliki kekayaan yang melimpah dan kedudukannya yang mulia lagi terhormat, namun setelah menunggu bertahun-tahun ia baru dianugerahkan seorang putra yang diberi nama Muhammad (Sadruddin) dan sehari-hari dipanggil Sadra,  setelah dia dewasa kemudian digelari mulla yang berarti ilmuwan besar lalu digabungkan dengan nama kecilnya menjadi Mulla Sadra.
Ia lahir di Syiraz di mana ia menerima pendidikan awal. Ia pergi ke Isfahan untuk menyelesaikan studi ilmu-ilmu intelektual. Di Isfahan, yang kemudian menjadi pusat pembelajaran, Sadra mempelajari ilmu-ilmu al-'Ulum al-naqliyyah sebagai tafsir Al-Qur'an dan yurisprudensi (fiqh) dengan Baha' al-Din Muhammad al-Amili ( 1031/1622). Amili, juga dikenal seorang filusuf, teolog, ahli hukum, matematikawan, arsitek, dan penyair.
Di bidang ilmu-ilmu intelektual (al-'Ulum al-'aqliyyah), Sadra belajar bersama Sayyid Muhammad Baqir Astarabadi, yang dikenal sebagai Mir Damad (1040/1631). Mulla Sadra menggabungkan prinsip-prinsip filsafat Avicennan dengan doktrin-doktrin sekolah Pencerahan (isyraq), didirikan oleh Shihab al-Din Suhrawardi. Sadra memiliki hubungan dekat dengan Mir Damad. Di antara guru Sadra, Abu'l-Qasim Mir Findiriski (sekitar 1050/1640), yang adalah seorang filusuf yang bergerak dan seorang pertapa sufi, dan telah melakukan perjalanan ke India beberapa kali. Itu berada di bawah perlindungan intelektual angka-angka ini bahwa Sadra mengembangkan ide dan memberi salah satu contoh yang paling penting dari kesatuan yang ditransmisikan dan ilmu-ilmu intelektual dalam Islam.



Untuk Filsafat Mulla Sadra (979 H - 1050 H) selengkapnya silahkan klik disini

FILSAFAT Mulla Sadra (979 H - 1050 H) FILSAFAT Mulla Sadra (979 H - 1050 H) Reviewed by AKIEF TAKAFUL on Friday, March 18, 2011 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.