KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF


A.      Pengertian
Diantara golongan orang sufi (ahli tasawuf) sepakat bahwa kebahagian pada diri manusia itu terletak pada hati yang bersih dan kedekatan seseorang kepada alloh ta’ala hal ini dapat disima’ dalam firman Alloh (yang artinya) :
 
 (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Dari firman alloh ini dapat dipahami bahwa ketenangan dan kebahagian itu letaknya adalah pada hati manusia adapun dzikrulloh itu adalah sebab dari ketenangan atau kebahagiaan tersebut .Kebahagiaan merupakan dambaan setiap insan, bahkan kaum beragama mendambakan kebahagiaan dan kebaikan tidak saja di dunia, tetapi juga di ahirat. Tetapi kenyataan sering menunjukkan cukup banyak orang yang bahagia dan cukup banyak pula yang tidak bahagia hidupnya. Mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda, bahkan ada orang-orang yang merasa bahagia dan ada juga yang tak bahagia padahal mereka hidup di suatu lingkungan sama.  Apa artinya? Artinya kebahagiaan tidak berkaitan dengan latar belakang usia, jenis seks, kekayaan, rumah tangga, pendidikan dan kondisi lingkungan. Jadi siapa pun bisa berbahagia dan bisa juga menjadi tak bahagia ,Sesungguhnya ketenangan itu tidak akan didapatkan sebelum kita  benar–benar menikmati hidup ini. Merasakan bahwa hidup ini pasti ada arti dan makna. Rasakanlah bahwa hidup ini adalah Anugrah yang mencerminkan Kasih Sayang Allah SWT.

Ada dua sudut pandang mengenai hidup bahagia yakni sudut pandang agama dan sudut pandang psikologi. Sudut pandang agama, khususnya Tasawuf Islam,  pada dasarnya menyatakan bahwa kebahagiaan hakiki diperoleh bila kita senantiasa dekat dan mendekatkan diri kepada Maha Pemilik dan Maha Sumber segala Kebahagiaan yaitu Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Caranya dengan mengikuti, menaati dan menerapkan sebaik-baiknya tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari, karena agama banyak memberi petunjuk mengenai asas-asas dan cara-cara meraih keselamatan dan kebahagian di dunia dan di ahirat 1).  Dan agama pun mengajarkan bahwa manusia mampu meraih kebahagiaan, asalkan ia berusaha mengubah keadaan diri mereka menjadi lebih baik. Dalam pandangan agama Islam, manusia benar-benar mampu mengubah nasibnya sendiri ,firman alloh SWT yg artinya :
 
 “ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah., Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. al-Ra'ad/13: 11)



1                      Sumber : http://www.baitulamin.org/tasawuf/suluk/85-kebahagiaan-dambaan-psikologi-dan-tasawuf.html

Kurang bersyukur juga merupakan factor seseorang itu akan gundah dan risau sehingga ia tidak memperoleh kebahagiaan ,segala apa–apa yang ada pada diri kita adalah nikmat Allah. Nafas adalah nikmat Allah, penglihatan nikmat Allah, pendengaran nikmat Allah, penciuman nikmat Allah begitu pula darah yang selalu mengalir disekujur tubuh kita, jantung yang selalu memompanya juga nikmat Allah dan segala apa saja organ–organ tubuh yang bekerja semuanya adalah nikmat Allah, milik Allah, karena Allah dan dengan izin Allah semata, kurang nya rasa sukur itu juga dapat memyebabkan hati seseorang akan selalu gundah sehingga ia tidak akan bahagia meskipun factor dari luar berupa harta dan kekayaan-nya melimpah .

Allah SWT mengingatkan kita sampai 31 kali di dalam Firman Nya yang disebutkan di dalam surah Ar–Rahman :

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.(QS,Arrahman:13,16,18,21,23,25,28,30,32,34,36,38,40,42,45,47,49,51,53,55,57,59,61,63,65,67,69,71,73,75,77)

Dan di dalam surah yang lain Allah berfirman :

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS, An – Nahl : 18)


B.            Penjelasan  
Dimuka telah dijelaskan bahwa kebahagiaan dalam pandangan agama diperoleh dengan jalan mendekatkan diri pada Allah SWT sebagai Maha Pemberi Kebahagiaan melalui ibadah dan cara-cara yang diajarkanNya. Dalam hal ini Tasawuf Islam sebagai dimensi ihsan dalam Agama Islam yang terutama mengolah daya-daya ruhani manusia dalam proses mendekatkan diri pada Allah SWT tentu mengembangkan pula cara-cara mendekatkan diri secara ruhaniah kepadaNya. Sekalipun pengetahuan mengenai ruh ini sedikit sekali diberikanNya kepada manusia, tetapi dari yang sedikit itu Tasawuf Islam dapat menggambarkan karakteristik ruh antara lain sebagai berikut:
  • Ruh berasal dari Tuhan, dan bukan berasal dari tanah atau bumi.
  • Ruh tetap hidup sekalipun kita tidur atau tak sadar, bahkan mati. ruh dapat menjadi kotor dengan dosa dan noda, tetapi dapat pula dibersihkan dan menjadi suci.
  • Tasawuf mengikut sertakan ruh dalam beribadah kepada Tuhan.
  • Tasawuf melatih untuk menyebut Kalimah Allah tidak saja sampai pada taraf kesadaran lahiriah, tetapi juga tembus ke dalam alam ruhaniah di atas alam sadar. Kalimah Allah yang termuat dalam ruh pada gilirannya dapat membawa ruh itu sendiri ke alam ketuhanan.
  • Ruh diciptakan jauh sebelum manusia dilahirkan, berfungsi selama manusia hidup, dan setelah meninggal ruh akan pindah ke alam baqa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama ia hidup ke hadlirat Tuhan. Jadi ruh itu ada dalam diri manusia, tetapi tak-kasatmata (invisible) karena sangat halus dan gaib sifatnya. Selain itu dimensinya jauh lebih tinggi dari alam pikiran, dan tahapannya pun di atas alam sadar (Super-conscious). Ruh ini bukan sembarang ruh, melainkan ruh yang sangat tinggi, indah dan lembut yang dikurniakan Allah kepada manusia melalui "hembusanNya" Firman Alloh (yang artinya) :
    
 “ Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. “ (QS. Al-Sajadah, 32: 9).
2   http://pengembarajiwa.wordpress.com/
  • Namun tentang ruh itu sendiri manusia tidak diberi pengetahuan alloh SWT melainkan sedikit , firman Alloh (yang artinya) :
š
 “ Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".  ( Al isro’ : 85)
C.      Berbagai Cara Menggapai Kebahagiaan

Di antara sifat-sifat yang dapat membuat orang itu bahagia ,memiliki ketenangan dalam hidup adalah seperti yang di kemukaan oleh para ulama sebagai berikut :

1.    Tidak mengukur dan membatasi kebahagiaanya pada sesuatu yang bersifat kebendaan atau materi  karena sesuatu yang bersifat kebendaan itu mempunyai dua sifat yang dapat membuat kesusahan dan kesedihan yaitu ia akan berubah dan hilang ,
Al-kindy pernah berkata : 3)
Jika kita memperhatikan apa yang menjadi sebab kesusahan pada kebanyakan orang maka kita akan jumpai bahwa sebabnya adalah karena orang kehilangan sesuatu yang dimilikinya atau tidak berhasil memperoleh sesuatu yang ignin diperolehnya yang sifatnya adalah kebendaan . jika orang hidup menyandarkan kebahagian-nya kepada memiliki ,menguasai dan memperoleh kekayaan kebendaan maka orang itu telah menyimpang dari kebenaran , kebahagiaan sebenarnya terletak pada jiwa . semua yang bersifat kebendaan wataknya dapat mengalami perubahan dan akan hilang ,orang yang berakal seharusnya tidak menyandarkan kebahagiaan pada sesuatu yang akan berubah dan akan hilang itu .mungkin yang dirasakan paling indah diantara benda-benda yang mengalami perubahan dan hilang  itu adalah permata dan mutiara ,padahal itu semua tidak lebih adalah batu-batuan tanah dan kerang-kerang air .jika barang-barang tiu di dudukan pada kedudukan yang hakiki ,orang akan berpendapat bahwa barang-barang seperti itu tidak-lah patut menyebabkan kesusahan ika hilang.


2.    Ridho terhadap kenyataan yang ada , ini dapat diartikan bahwa jika orang ingin bahagia hendaknya dia itu realistis, Umar Bin Khotob Pernah berkata : 4)

ان صبرت مضى امر الله و كنت مأجورا و ان جزعت قضى امر الله و كنت مأزورا
Artinya :
“Bila kamu sabar tetap berlalu ketentuan/takdir alloh sedang kamu diberi pahala dan bila kamu mengeluh (juga ) tetap berlalu ketentuan alloh sedang kamu mendapat dosa “
Ketidak rihoan seseorang terhadap kenyataan ini biasanya disebabkan karena membandingkan sesuatu dengan yang diatasnya contoh orang yang mempunyai sepeda motor akan merasa miskin jika dia melihat orang-orang yang memiliki mobil mewah.

3.    Tidak risau/gundah dan selalu tenang menyikapi kenyataan . 5)
Ibnu athoillah al askandary berkata dalam hikam-nya :


" ارحْ نفسَك من التدبير فما قام به غيرَك عنك لا تقم به لنفسِك "
Artinya :
“ Tenangkanlah jiwamu dari urusan kebutuhan dunia, sebab dijanjikan oleh alloh maka jangan-lah kau ikut memikirkan  “




3  Mustofa , Filsafat Islam ,Bandung : Pustaka Setia 1997 Hal 112
Http://alama-alaudin.blogspot.com/
Ibnu Athoillah ,  Al hikam  jilid 1 Surabaya : Al hidayah tanpa tahun hal 47

Kita harus selalu ingat bahwa tugas manusia hanyalah menyempurnakan niat dan iktiyar/usaha selebihnya kita pasrakan kepada alloh , masalah atau perkara yang belum terjadi janganlah kita pikirkan , sehingga mengakibatkan jiwa dan pikiran kita akan menjadi risau yang nantinya akan membuat peluang setan untuk menggerogoti dan menggoncangkan iman kita  ,perhatikanlah sabda nabi Muhammad SAW :
لو انكم تتوكلون على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدوا خماصا و تروح بطانا
Artinya :

Seandainya kamu semua bertawakal kepada alloh dan berserah diri sepenuhnya maka kamu akan mendapat rizqi seperti rizqinya burung-burng diwaktu pagi-pagi dalam keadaan lapar dan kembali dengan perut yang kenyang “
Jadi  jiwa atau hati yang tenang itu dapat mendatangkan kebahagiaan dunia akhirat seperti yang telah diterangkan diatas.
 BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
golongan orang sufi (ahli tasawuf) sepakat bahwa kebahagian pada diri manusia itu terletak pada hati yang bersih dan kedekatan seseorang kepada alloh SWT. Adapun kiat kiat untuk menggapai sebuah kebahagian Adalah engan jalan
1.                       Tidak mengukur dan membatasi kebahagiaanya pada sesuatu yang bersifat kebendaan
2.                       Ridho terhadap kenyataan yang ada , ini dapat diartikan bahwa jika orang ingin bahagia hendaknya dia itu realistis
3.                       Menenangkan hati ketika menghadapi suatu masalah atau kejadian tertentu sambil mencari suatu hikmah di balik kejadian maupun masalah tersebut .
Jika anda bertanya apa sih karunia yang paling berharga? Maka jawabnya adalah karunia yang paling berharga yaitu karunia Allah yang bernama istiqomah. Istiqomah di jalan Allah walau beramal sedikit tapi terus menerus. Tiap pagi sedekah tidak pernah berhenti, setiap hari memperbaiki dirinya dengan membaca qur'an, sebelum berangkat kemana-mana membaca wirid yang dicontohkan Rasulullah.
Semoga Allah yang Maha menatap mengkaruniakan kepada kita semua kerinduan ingin bisa ditatap oleh Allah, selalu merasa didengar oleh Allah, selalu merasa diperhatikan oleh Allah, selalu merasa Allah Maha Tahu isi hati kita. Tidak ada kenikmatan terbesar dalam hidup ini kecuali bagi orang yang sangat mengenal Allah, sangat merasakan kehadiran Allah dan puas dalam hidupnya, akan tentram karena kekuasaan Allah menyelimuti segala-galanya dan akan merasa tercukupi karena segala-galanya adalah milik Allah. Oleh karena itu memiliki gelar, harta, kedudkukan, pankat dan jabatan tapi bila tidak mengenal Allah sebetulnya agak mubazirlah dalam hidup ini. Karena amalpun akan diterima bila benar-benar ikhlas. Untuk mengenal Allah dengan baik tentu kita butuh ilmu dan mudah-mudahan perjumpaan-perjumpaan kita adalah bagian dari percikan ilmu dari Allah.

أسأل الله أن يطهر قلبي وقلوبكم وأن يجعلنا له مخلصين ولرسوله متبعين
                                                                                                                                                                       

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Athoillah ,  Al hikam Surabaya : Al hidayah tanpa tahun
labib mz,maftuhahnan, Kuliah ma’rifat ,semarang : bintang pelajar 1997
Abuddin nata , Akhlak tasawuf , jakarta : rajawali pers ,2010
Al quran Digital,Software, versi 2.1,2006
DEPAG, Alquran dan terjemah , bintang karya ,3005
Imam An nawawy , Arbain An Nawawy : software HTML tanpa tahun
Mustofa , Filsafat Islam ,Bandung : Pustaka Setia 1997

KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF TASAWUF Reviewed by AKIEF TAKAFUL on Wednesday, September 12, 2012 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.